
Source: Freepik.com
Produk skincare dan kosmetik halal hingga kini terus mengalami peningkatan yang pesat terutama di banyak negara mayoritas muslim, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei dan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya.
Tidak hanya dilihat dari proses produksinya, skincare halal ini juga tumbuh semakin besar seiring dengan berkembangnya tren halal ingredients.
Saat ini, konsumen modern mulai beralih ke brand skincare atau kosmetik halal, ethica; dan sesuai dengan prinsip halal, seperti bebas alkohol, fragrance sintesis, dan bahan turunan dari hewan.
Mengapa Produk Skincare Halal Semakin Berkembang
Mengutip dari laporan Statista dan Global Islamic Economic Report, pasar skincare dan kosmetik halal diperkirakan mencapai 104 miliar USD pada tahun 2027. Indonesia sendiri menjadi salah satu bagian terbesar dari jumlah tersebut karena:
- Gaya hidup halal yang mencakup produk kecantikan dan perawatan tubuh
- Meningkatnya kesadaran pengguna muslim maupun non muslim terhadap kualitas dan kehalalan produk
- Munculnya tren “clean beauty” yang sesuai dengan prinsip-prinsip halal.
Apa Saja yang Dimaksud dengan Skincare Halal?
Produk skincare halal tidak hanya bebas dari kandungan haram, tetapi juga harus yang memenuhi prinsip-prinsip berikut:
- Tidak mengandung alkohol khamr (berasal dari fermentasi)
- Bebas dari bahan turunan hewan, seperti kolagen baby, lanolin domba atau plasenta hewan
- Diproduksi sesuai standar, higenis dan tidak melalui uji coba pada hewan (cruety free)
- Bebas fragrance sintetis yang bisa menimbulkan iritasi atau sumber yang tidak halal
Baca Juga: Regulasi dan Legalitas dalam Industri Maklon Kosmetik di Indonesia
Contoh Bahan yang Umumnya Dihindari pada Skincare Halal
Produk skincare halal yang biasanya dihindari ialah, bahan tidak halal seperti ethanol dari fermentasi, lanolin, fragrance sintetis dan kolagen hewani.
Daripada menggunakan bahan-bahan tadi, lebih baik jika kamu memilih alternatif halal seperti alcohol free atau fatty alcohol, plant based emollients (jojoba oil, shea butter), essential oils (lavender chamomile, tea tree) dan marine collagen (ikan) atau plant collagen.
Label Halal dan Sertifikasi
Di Indonesia sendiri, sertifikasi halal untuk skincare dan kosmetik dikeluarkan langsung oleh BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) dan proses audit dilakukan oleh LPPOM MUI.
Untuk produk maklon, pastikan bahwa bahan baku hingga proses produksi sudah terjamin halal. Caranya ialah dengan: memastikan supplier bahan baku sudah bersertifikat halal, tidak ada kontaminasi silang pada lini produksi, serta perusahaan memiliki dokumen COA dan MSDS bahan baku.
Peluang Besar Bagi Brand Lokal
Produk halal bukan hanya dikhususkan untuk pasar Muslim, konsumen global saat ini pun menganggap bahwa produk halal penting karena bersih, aman dan etis. Untuk brand lokal sendiri, status halal memang sangat diutamakan karena bisa jadi:
- Diferensiasi kuat di tengah pasar kompetitif
- Akses pasar ekspor ke Asia Tenggara dan Timur Tengah potensial
- Menjawab permintaan konsumen yang sensitif terhadap bahan kimia
Tren produk skincare halal yang bebas alkohol, menggunakan bahan turunan hewan dan fragrance sintetis bukan sekedar isu religi, tetapi juga bagian dari tren global yang clean, ethical, dan conscious beauty.
Bagi kamu yang ingin membangun brand dengan nilai dan misi yang kuat, memulai bisnis skincare halal bisa jadi langkah strategis.
Yuk mulai konsultasi produk halalmu sekarang bersama tim marketing kami di PT. Gemma Natura Lestari atau GNL.
Berbekal sertifikasi dan tenaga kerja profesional, kamu bisa mempercayakan produksi brand skincare impianmu dengan kualitas dan standar terbaik yang siap jual!
Wujudkan Bersama Kami! hubungi kami sekarang juga.
Yuk Maklon di GNL~
Baca Juga: Sertifikasi Halal dan BPOM untuk Skincare: Apa yang Harus Diketahui?